Selebram Rachel Vennya mengadakan sayembara usai mendapatkan perlakukan kurang mengenakan dari pengikutnya di laman media sosial. Seorang perempuan muda terus menyerang Rachel dengan kalimat kasar dan menyakitkan. Akhirnya, ibu dua anak itu akhirnya membalas perbuatan haters dengan mengadakan sayembara.
Pada awalnya, tak ada niatan sedikit pun dalam diri Rachel untuk menanggapi haters tersebut. Namun, Ia mengaku hanya seorang manusia biasa yang memiliki batas kesabaran. Karena semakin menjadi-jadi, sehingga membuat mantan istri Niko Al Hakim itu, berencana memberikan pelajaran.
Dalam Insta Story, Ia mengunggah foto yang diduga, Fatin lengkap dengan sebuah pesan.
“Bayar orang lacak ip address? malas banget, kan masih pakai akun asli. Tinggal adakan sayembara. Bagi yang mengenal Fatin, tolong kirimkan alamat dan biodata lengkap. Aku siap berikan 15 juta untuk Gofood sekampung. Kalau tahu, silakan kirim ke Email aku.”
Tak berlangsung lama, ibunda Xabiru dan Chava, langsung dibanjiri oleh email dari orang asing. Rupanya, banyak warganet tertantang dan mengirimkan informasi pribadi Fatin pada Rachel, demi memenangkan hadiah.
Diketahui bahwa, kalau Fatin masih berstatus sebagai mahasiswi dan memiliki 5 saudara serta tinggal di luar jawa. Meskipun demikian, Rachel tetap akan mengincarnya, agar jera atas perbuatannya dahulu.
Walaupun berniat untuk memberikan contoh pada orang lain, supaya tak membuli seseorang melalui sosial media. Namun, tindakan ini bukanlah hal bijak atau disebut doxing. Parahnya bisa berakhir pidana.
Mengenal istilah doxing dalam internet

Seiring berkembangnya teknologi, ancaman atas kebocoran data melalui sosial media sangat riskan terjadi. Akibatnya, dapat memicu peretasan atau tindakan pemerasan yang berakhir pada kerugian materiil maupun non materiil.
Istilah ini merupakan aksi penyebaran atau publikasi data pribadi seseorang di internet, tanpa persetujuan dari orang tersebut. Diduga, praktik pertama kali muncul pada 1990-an di dunia peretasan secara daring.
Pada masa itu, identitas pelaku peretasan dianggap sakral. Sehingga apabila tersebar luaskan, menimbulkan ancaman bagi diri sendiri maupun orang terdekat.
Kini, tindakan doxing rentan menyerang publik figur seperti selebritas, pemerintah, tokoh agama hingga pendidikan.
Setelah mendapat data atau informasi penting, selanjutnya akan digunakan sebagai senjata untuk menyerang. Tujuannya untuk mempermalukan, balas dendam dan mengintimidasi korban.
Pengambilan informasi dilakukan dengan berbagai cara, seperti melacak alamat ip, melakukan peretasan pada gadget, sampai mengadakan sayembara untuk mendapat biodata lengkap dari orang terdekat korban.
Seperti apa jenis doxing yang sering terjadi?

Jenis doxing yang terjadi, dapat dibedakan menjadi lima dan dapat menyerang siapa saja di era ini. Tak mengenal, status atau usia. Berikut, jenis-jenis tindakan doxing paling umum di masyarakat:
1. Selebritas doxing
Umumnya menyerang selebritas, berupa publikasi nama asli, orangtua, tempat tinggal hingga nomor telepon. Biasanya dilakukan oleh paparazzi yang ilegal demi mendapatkan sesuatu atau perhatian publik.
2. faultÂ
Kesalahan internet dalam mengidentifikasi seseorang. Sehingga, pengguna sosial media lain mengirimkan pesan ancaman atau menyebarkan foto pribadinya.
Misalnya seorang demonstran bertindak anarkis. Lalu ribuan orang atau polisi mencarinya di laman internet berdasarkan nama saja. Akan tetapi, gambar tersebut menunjukan orang berbeda dengan nama yang sama.
Alhasil, orang tidak bersalah itu, mendapat kebencian dan kata-kata kasar dari pengguna internet. Dampak sosial juga akan dirasakan seperti kehilangan reputasi, pekerjaan hingga dikucilkan.
3. Balas dendam
Jenis ketiga, contohnya adalah yang dilakukan oleh selebgram tanah air. Upaya balas dendam pada haters dengan mengadakan sayembara untuk mendapatkan informasi lengkap orang tersebut tanpa persetujuan lebih dulu.
Walaupun ingin memberikan pelajaran, tetapi tindakan tersebut dapat dipidanakan. Atas dasar pencurian informasi pribadi.
4. Swatting
Menyebarluaskan informasi kepada pihak berwajib dengan tuduhan palsu pada orang lain. Misalnya mengirimkan polisi ke rumah tetangga, tujuannya hanya untuk bersenang-senang.
5. Crime doxing
Tak jauh berbeda dengan swatting, crime juga dilakukan dengan menyebarluaskan informasi seperti alamat dengan memanipulasi orang.
Seperti memberikan tuduhan bahwa target adalah orang yang jahat atau berbahaya. Sehingga orang lain, dapat memberikan ujaran kebencian.
Cara melindungi privasi dari pelaku doxing

Bahaya doxing, seharusnya mampu membuat orang bijak dalam berselancar atau bermain di internet. Sehingga mengurangi risiko terjadi penyebarluaskan informasi milik orang lain.
Adapun upaya untuk mencegah doxing yaitu:
- Hindari menyantumkan data diri lengkap di platform sosial media, terlebih alamat atau nomor telepon pribadi
- Menggunakan kata sandi yang sulit, sehingga menurunkan peluang terjadi peretasan
- Tidak asal mengunduh aplikasi di internet
- Berhati-hati dalam menggunakan maps
- Jika memungkinkan gunakan VPN untuk menyembunyikan alamat IP.
Setelah mengenal doxing, harapannya setiap orang dapat bijak dan berhati-hati dalam bermain sosial media. Sehingga tak ada tindakan menyebarluaskan informasi tanpa sepengetahuan orang tersebut.
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- Berkaca dari Kasus Sandy Aulia, 5 Cara Melindungi Anak dari Cyberbullying
- Mom Shaming: Bentuk Bullying yang Rentan Dialami Para Ibu
- Tips Mengurangi Penggunaan Gadget pada Anak, biar Nggak Kecanduan
- Makin Stunning, 7 OOTD Rachel Vennya Pasca Bercerai
- Ratu Elizabeth Tanggapi Pernyataan Pangeran Harry dan Meghan Markle