OKEMOM – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan pada area kognitif. Kondisi kesehatan ini terjadi umumnya pada anak-anak atau remaja.
Anak dengan ADHD umumnya juga mengalami kesulitan memusatkan perhatian terhadap suatu hal dalam jangka lama.
Masih banyak informasi lainnya mengenai apa itu ADHD mulai dari gejala, penyebab hingga cara mengatasinya. Simak pembahasannya di bawah ini, mom.
Gejala ADHD

Menurut catatan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di Amerika, sekitar satu dari sepuluh anak-anak pada usia 5 sampai 17 tahun mengalami ganggaun perkembangan ADHD.
Anak laki-laki memiliki risiko dua kali lipat dibandingkan perempuan. Hal ini lantaran anak laki-laki cenderung menunjukkan gejala hiperaktif yang khas.
Meskipun begitu, buakan berarti anak perempuan tidak berpotensi mengalami gangguan perkembangan ini, tetap bisa terjadi, mom. Adapun gejala yang bisa dikenali dari pengidap ADHD, diantaranya:
- Sering merasa gelisah dan tidak bisa diam.
- Mengalami kesulitan dalam bermain.
- Selalu saja ingin bergerak seperti berlari atau memanjat sesuatu.
- Berbicara dengan berlebihan.
- Tidak sabaran.
- Suka mengganggu pembicaraan orang lain.
- Tiba-tiba suka melamun.
Adanya faktor genetika jadi salah satu penyebabnya

Hingga saat ini masih belum ada penelitian ataupun studi yang bisa memastikan apa penyebab dari ADHD. Namun, para ahli meyakini adanya peran genetika dapat memicu masalah kesehatan ini.
Terlepas dari itu, salah satu penelitian yang tercatat di National Center of Biotechnology Information (NCBI) menyatakan penurunan dopamin termasuk dalam faktor ADHD.
Dopamin adalah zat kimia di otak yang membantu memindahkan sinyal dari satu saraf ke saraf lainnya. Dopamin juga berperan dalam memicu respons dan gerakan emosional.
Jadi, jika dopamin turun maka secara otomatis struktural saraf pun ikut terhambat juga agak melambat.
Lalu, bagaimana penanganan yang tepat?

Melansir dari Healthline, anak pengidap ADHD memerlukan jadwal yang konsisten dengan struktur dan ekspektasi yang teratur.
Misalnya, membereskan mainan setelah bermain, ini berguna agar si kecil belajar bertanggung jawab usai melakukan sesuatu. Buatlah jadwal yang mendukung proses tumbuh kembangnya.
Apabila merasa kurang, lakukan konsultasi dengan dokter atau psikolog anak untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ADHD serta cara tepat dalam mengatasi anak dengan ADHD, Mom.
Artikel ini telah ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada M.Psi
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental selama Masa Pandemi
- Mengenal Panic Disorder: Gangguan Mental yang Sering Dialami Urban Society
- Waspadai Anoreksia pada Anak, Menolak Makan Salah Satu Gejalanya
- Kenali Gejala Hingga Cara Mengatasi Mental Breakdown
- 5 Dampak Negatif Kekurangan Tidur, Picu Gangguan Kesehatan