OKEMOM – Perlu Mom ketahui bahwa sesak napas bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Dalam dunia medis, sesak napas kerap disebut sebagai dyspnea. Gangguan kesehatan ini akan membuat seseorang kesulitan bernapas karena kurangnya sirkulasi udara yang masuk melalui hidung.
Penyebab dan gejala sesak napas pun beragam, ada yang ringan dan bisa hilang dengan sendirinya. Ada pula yang berat sehingga perlu mendapatkan perawatan khusus agar tidak terjadi perhentian napas yang bisa berakibat fatal.
Mengetahui adanya risiko besar yang bisa terjadi akibat sesak napas, tentu Mom bertanya-tanya bagaimana penanganan yang tepat apabila si kecil mengalami sesak napas. Agar tidak salah penanganan, yuk ketahui informasi lengkapnya!
Penyebab anak sesak napas

Penyebab sesak napas pada anak sebenarnya berbeda-beda tergantung kondisi maupun riwayat kesehatan keluarga. Namun, pada umumnya penyebab anak sesak napas karena adanya infeksi dari virus maupun bakteri.
Tak hanya itu, ada beberapa penyebab lain yang bisa Mom kenali agar nantinya tidak salah dalam mengambil tindakan pengobatan. Adapun penyebab sesak napas pada anak diantaranya:
- Pilek dan hidung tersumbat
- Adanya alergi
- Memiliki riwayat asma
- Sesak akibat tersedak makanan
- Adanya penyakit kronis seperti fibrosis kistik
- Kecemasan dan serangan panik
Tanda dan gejala sesak napas paling sering dialami

Sebelum memberikan pertolongan, penting bagi para orang tua mengetahui tanda yang akan muncul apabila anak mengalami sesak napas. Berikut beberapa gejala umum yang kerap terjadi:
- Detak jantung lebih cepat dan tidak teratur
- Ritme napas memendek dan cenderung tidak bisa menarik napas dalam-dalam
- Si kecil kesulitan berbicara
- Lubang hidung yang membesar karena kesulitan bernapas dengan baik
- Mengeluhkan rasa sakit terutama di bagian dada
- Wajah terlihat pucat dan badan yang lemas
- Bibir hingga jari-jari terlihat membiru
Pertolongan saat anak sesak napas

Saat anak sesak napas, sebaiknya para orang tua tidak perlu panik karena hanya akan membuat suasana semakin pelik sehingga susah untuk berpikir mengenai penanganan yang tepat. Mengobati sesak napas pada anak bisa dengan berbagai cara tergantung dengan penyebab dan kondisi kesehatannya.
Selain meminta bantuan medis dari dokter, berikut pertolongan pertama yang bisa Mom lakukan saat anak mengalami sesak napas:
1. Membaringkan anak dengan posisi yang nyaman

Hal sederhana namun kerap diabaikan saat anak sesak napas yaitu membaringkannya dengan posisi yang nyaman. Padahal, cara ini terbukti ampuh untuk mengurangi gejala sesak napas.
Bukan tanpa alasan, pada saat sesak napas, tentu anak membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Dengan beristirahat, orang tua bisa menuntunnya untuk melatih pernapasan dengan cara menarik dan membuang napas secara perlahan dan teratur.
2. Menjaga kelembapan udara di sekitarnya

Meletakkan humidifier di sekitar ruangan juga terbukti efektif menjaga kelembapan sehingga sirkulasi udara pun akan terjaga dengan baik. Tak hanya itu Meneteskan minyak atsiri mengandung eucalyptus juga dapat membantu melegakan pernapasan sehingga pernapasan anak pun tidak mudah tersumbat.
3. Membiarkan si kecil mendapatkan posisi yang nyaman

Selain membaringkannya, Mom juga bisa membantu anak untuk melakukan posisi tripod, di mana anak duduk di tepi kursi atau tempat tidur bersandar ke arah dengan. Ketika melakukan posisi ini, tangan dan siku berlutut untuk menjadi penyangga.
Meski cara ini baik untuk mengatasi sesak napas, namun tidak ada salahnya untuk membiarkan si kecil mendapatkan posisi ternyaman menurutnya.
4. Memberi bronkodilator atau oksigen

Selain menggunakan cara alami seperti yang telah disebutkan di atas, Mom juga bisa memberikan si kecil bronkodilator maupun oksigen untuk memberinya pertolongan pertama saat sesak napas.
Pasalnya, kedua alat medis ini memiliki kemampuan untuk membantu dan melegakan pernapasan. Namun, sebelum memberi anak bronkodilator atau oksigen, kita perlu melakukan konsultasi terlebih dahulu mengenai tekanan yang baik agar anak mendapatkan bantuan pernapasan yang tepat.
Apabila sudah melakukan cara-cara tersebut namun anak tidak menunjukkan kemajuan pada kondisi kesehatannya, penting bagi kita untuk segera membawanya ke dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat dan terbaik.